Awal Mula Grammar Suroboyo
Posted in Resensi
Bagi temen-temen,kususnya bagi anak surabaya sendiri pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Grammar khas suroboyoan,Sebuah bahasa percakapan yang berisikan kata-kata kurang pantas(Misuh) untuk diucapkan,misalnya COK ,kata tersebut yang sering keluar dari mulut anak muda jaman sekarang kususnya anak-anak muda yang tinggal di daerah Jawa Timur.Tapi anehnya banyak diantara anak-anak muda itu menggangap bahwa kata tersebut sebagai salah satu sarana untuk menyambung lidah,dan juga ada yang berpendapat bahwa,kata COK adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengakrabkan seseorang ibaratnya jika kita tidak mengucapkan kata itu seolah-olah lidah kita terasa hambar tanpa ada rasa yang melengkapinya,nah pelengkap rasa itu adalah misuh itu.
Seiring dengan perkembangan jaman,teknologi yang mulanya dirasa hanya sebagai sarana pembantu kini menjadi sebuah kebutuhan yang harus ada pada setiap individu masing-masing.Kata misuh kini telah menjadi sebuah trend di kalangan anak muda surabaya saat ini yang mana dalam pengemasannya,kata-kata misuh sekarang telah berkembang mengikuti alur perkembangan jaman yaitu di kemas dalam sebuah film berdurasi pendek, kira-kira 8 menit.Film yang telah meluas di daerah Jawa Timur ini telah menjuarai sebuah festival film indie yang bertemakan Grammar di daerah Surabaya.Pasti dari teman-teman sendiri telah banyak yang mengetahui film yang berdurasi pendek ini.Film yang menceritakan tentang persahabatan antara Suro(Hiu) dan Boyo(Buaya) yang tinggal di daerah Surabaya,dengan menggunakan logat bahasa Suroboyoan,dan yang paling penting dan paling seru dari film ini adalah ketika pada dialog yang diucapkan oleh si Boyo itu banyak menggunakan kata berimbuhan misuh,sehingga ketika salah satu diantara mereka mengucapkan kata misuh maka secara spontan akan keluar point-point yang masuk dalam sebuah kotak penilaian di pojok atas dari film ini.Film yang di produksi oleh Gathotkaca studio ini telah membuat 6 episode Grammar Suroboyo,yang pada tahun 2011 ini baru memunculkan episode terbarunya berjudul "Kere Tapi Mbois",berikut adalah beberapa karya yang di buat oleh Gathotkaca Studio.
MENGAPA HARUS ADA MISUH di film ini?
Apa sebenernya tujuan awal pembuatan film ini??
BRANDING, Yaitu memperkenalkan dua karakter lokal mitologi Surabaya khususnya bagi warga Surabaya sendiri. Mereka berharap semua orang lebih bisa mengenal dengan baik dua karakter ini, setiap orang bisa merasakan karakter ini hidup, bukan hanya dari cerita mitologi pertarungan yang sebenernya masyarakat sendiri tidak bisa merasakan cerita tersebut…tapi lebih dari itu, karena film ini seoalah berbicara tentang kehidupan masyarakat sendiri. Kehidupan social masyarakat Surabaya.
Jadi sebenarnya film ini tidak mengajarkan kepada masyarakat untuk misuh ataupun menghalalkan misuh. Semua tergantung pribadi anda.
Tidak dapat dipungkiri, Misuh adalah suatu kebiasaan tidak baik yang terlanjur melekat dikehidupan social warga Surabaya dan amat sangat susah dihilangkan. Oleh sebab itu film ini pun tidak bisa lepas dari pisuhan karena sudah masuk menjadi GRAMMAR (tata bahasa) orang Surabaya.
Film ini mencoba menggambarkan kehidupan social itu. Dengan resiko membuat orang jadi ikut2an misuh, film ini pun dikategorikan untuk orang DEWASA meski media animasi 2 dimensi yang biasa untuk anak2.
DEWASA dalam arti seseorang yang mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bisa ditiru dan mana yang tidak boleh. Karena sesungguhnya banyak hal positif yang bisa diambil dari dalam film ini lebih dari sekedar pisuhan. Misalnya persahabatan suro-boyo dan isu social dalam film. Jadi apakah anda termasuk orang2 DEWASA itu?
dikutip dari blog si_Ikin
Seiring dengan perkembangan jaman,teknologi yang mulanya dirasa hanya sebagai sarana pembantu kini menjadi sebuah kebutuhan yang harus ada pada setiap individu masing-masing.Kata misuh kini telah menjadi sebuah trend di kalangan anak muda surabaya saat ini yang mana dalam pengemasannya,kata-kata misuh sekarang telah berkembang mengikuti alur perkembangan jaman yaitu di kemas dalam sebuah film berdurasi pendek, kira-kira 8 menit.Film yang telah meluas di daerah Jawa Timur ini telah menjuarai sebuah festival film indie yang bertemakan Grammar di daerah Surabaya.Pasti dari teman-teman sendiri telah banyak yang mengetahui film yang berdurasi pendek ini.Film yang menceritakan tentang persahabatan antara Suro(Hiu) dan Boyo(Buaya) yang tinggal di daerah Surabaya,dengan menggunakan logat bahasa Suroboyoan,dan yang paling penting dan paling seru dari film ini adalah ketika pada dialog yang diucapkan oleh si Boyo itu banyak menggunakan kata berimbuhan misuh,sehingga ketika salah satu diantara mereka mengucapkan kata misuh maka secara spontan akan keluar point-point yang masuk dalam sebuah kotak penilaian di pojok atas dari film ini.Film yang di produksi oleh Gathotkaca studio ini telah membuat 6 episode Grammar Suroboyo,yang pada tahun 2011 ini baru memunculkan episode terbarunya berjudul "Kere Tapi Mbois",berikut adalah beberapa karya yang di buat oleh Gathotkaca Studio.
- Tahun 2011 "Kere Tapi Mbois"
- Tahun 2010 "Culoboyo Junior"
- Tahun 2009 "Grammar 3.5 Mantap Jaya Polpolan"
- Tahun 2009 "Grammar 3 Mantab Jaya"
- Tahun 2008 "Grammar Core Duo(Beda Grammar)"
- Tahun 2007 "Grammar"
MENGAPA HARUS ADA MISUH di film ini?
Apa sebenernya tujuan awal pembuatan film ini??
BRANDING, Yaitu memperkenalkan dua karakter lokal mitologi Surabaya khususnya bagi warga Surabaya sendiri. Mereka berharap semua orang lebih bisa mengenal dengan baik dua karakter ini, setiap orang bisa merasakan karakter ini hidup, bukan hanya dari cerita mitologi pertarungan yang sebenernya masyarakat sendiri tidak bisa merasakan cerita tersebut…tapi lebih dari itu, karena film ini seoalah berbicara tentang kehidupan masyarakat sendiri. Kehidupan social masyarakat Surabaya.
Jadi sebenarnya film ini tidak mengajarkan kepada masyarakat untuk misuh ataupun menghalalkan misuh. Semua tergantung pribadi anda.
Tidak dapat dipungkiri, Misuh adalah suatu kebiasaan tidak baik yang terlanjur melekat dikehidupan social warga Surabaya dan amat sangat susah dihilangkan. Oleh sebab itu film ini pun tidak bisa lepas dari pisuhan karena sudah masuk menjadi GRAMMAR (tata bahasa) orang Surabaya.
Film ini mencoba menggambarkan kehidupan social itu. Dengan resiko membuat orang jadi ikut2an misuh, film ini pun dikategorikan untuk orang DEWASA meski media animasi 2 dimensi yang biasa untuk anak2.
DEWASA dalam arti seseorang yang mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bisa ditiru dan mana yang tidak boleh. Karena sesungguhnya banyak hal positif yang bisa diambil dari dalam film ini lebih dari sekedar pisuhan. Misalnya persahabatan suro-boyo dan isu social dalam film. Jadi apakah anda termasuk orang2 DEWASA itu?
dikutip dari blog si_Ikin
CULO BOYO JUNIOL MEKITHIK sing terakhir.
BalasHapusTp belum bisa didownload.
maka dari itu cari yang bisa di download aja
BalasHapushahhahaha